usaha Toko laptop, Ladang Usaha Baru

usaha Toko laptop, Ladang Usaha Baru
Panduan paling baik biar bisnis tak merugi : Jangan Sampai Di Buka!

Tidak terasa nyaris 10 th aku menceburkan diri (atau tercebur lebih serasi sepertinya) di dunia bisnis, berbau laptop. Walau baru nekat terhubung lapak 3 th terakhir. Tidak Sedikit menyukai, tidak sedikit duka. Tidak Sedikit untung, tidak sedikit pun ruginya. Tidak Sedikit tawa, ada tangisnya. Impas? Jujur, susah mengukur pencapaian ini bersama nominal duit. Ada pengalaman di sana. Ada pelajaran manis di baliknya. Ada kebahagiaaan di tiap-tiap sisinya. Perjalanan yg menyiratkan keunikan bagi tiap-tiap orang yg menjalaninya.

Serasi sekali petuah Dahlan Iskan buat masih konsentrasi dalam usaha inti, janganlah menoleh ke usaha lainnya—setidaknya tatkala 10 thn. Wejangan mirip bersama tajuk perhitungan 10.000 jam (sekitar 10 th) dituangkan apik oleh Malcolm Gladwell di bukunya, Outliers. Bahkan, agak jauh sebelum terbit buku tersebut, seseorang ayah membina anaknya permainan catur sedini kemungkinan, demi mencapai 10.000 jam secepat kemungkinan. Sang anak, Judith Polgar, nanti jadi pemenang dunia catur termuda sepanjang peristiwa.

Aku mengamini ketiganya. Konsentrasi, gigih & teruslah bergerak.

Dunia bisnis laksana panggung kehidupan. Kita tak mampu pilih : untung tetap atau rugi melulu. Yg aku laksanakan hanyalah memaksimalkan ikhtiar cocok pengalaman & teori sebaik mungkin saja. Soal hasil, itu domain Ilahi. Entah judulnya bernama untung atau rugi. Lagi-lagi, aku menikmati tiap-tiap proses di baliknya.

Ada yg bilang bahwa pebisnis bukanlah profesi, namun mindset. Menjadi, siapapun mempunyai hak menyandang status entrepreneur apapun profesinya. Bingung? Hehehe. Di kurang lebih aku, ada dokter yg punyai hunian sakit. Ada arsitek yg menjadi developer. Ada resepsionis hotel yg jualan batako. Ada anggota dewan yg merangkap menjadi kontraktor. Ada istri petinggi yg mengkapling proyek APBD. Ada blogger yg buka toko laptop. : )

Sederhananya, apabila telah berkecimpung didunia bisnis, rasanya kita tak memerlukan lagi embel-embel— status, gelar, titel atau apa serta sebutannya, yg lebih mutlak, seberapa manfaatnya bisnis kita bagi penduduk tidak sedikit. Jikalau belum akbar, setidaknya bisnis kita mengambil maslahat, bukan mudharat. Karenanya, aku berpendapat bahwa sebaik-baiknya bisnis merupakan usaha yg berguna bagi orang lain. Sitiran kontekstual dari sang teladan.

Awal hijriah & di penghujung masehi ini, 1 lapak online meluncur ke dunia maya. Offlinenya : 2 lapak tutup & 2 lapak buka. Lapak baru yg yakni kristalisasi usaha aku sewaktu 3 th terakhir. Sesudah menutup lapak offline (warnet & toko bayi), aku terhubung satu lapak yg tidak jauh-jauh dari core usaha sejauh ini : toko computer. Satu Buah toko computer yg berpusat di Pontianak, tetapi bertekad melayani dunia. : )

Aku memimpikan bisnis ini nyaris sepuluh thn yg dulu. Masa-masa indah dikala bergerilya mencari aset. Ada sekian banyak proposal yg aku mengajukan terhadap calon investor &, alhamdulillah, di tolak. Syukurlah, aku tak menikmati penolakan itu & tetap bergerak, mengikat untaian mimpi. *Puitisasi tindakan.

Saat Ini, tidak hanya lapak offline, aku pun mengusahakan menyempurnakan ikhtiar dgn menggarap online shop perdana aku : Satuharga.com. Ini penanda start up online dari Cukup laptop. Barangkali inilah hikmah dari tutupnya toko bayi aku. Aku switch jualan toko tersebut lewat suatu lapak online. Tetap version beta memang lah. Apabila telah ada progress-nya tentu aku review. Walaupun begitu, kamu telah boleh mampir (atau memesannya) sekarang ini. Mudah-mudahan berkenan.
http://www.jefrihilda.my.id/2015/11/tips-membuka-toko-komputer-modal-sedikit.html

0 Response to "usaha Toko laptop, Ladang Usaha Baru"

Post a Comment

wdcfawqafwef